BULUNGAN – Meski ekspor Kalimantan Utara pada April 2025 tercatat mengalami penurunan secara tahunan, sektor industri menunjukkan sinyal positif pertumbuhan yang dapat menjadi peluang diversifikasi ekonomi daerah.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara mencatat, nilai ekspor barang melalui pelabuhan di provinsi ini sebesar 113,78 juta dolar AS, atau turun 18,63 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 139,84 juta dolar AS.
Kepala BPS Kaltara, Mas’ud Rifai, mengungkapkan bahwa penurunan tersebut sepenuhnya berasal dari kelompok nonmigas, dengan dua sektor utama sebagai penyumbang terbesar penurunan, yakni pertanian dan tambang.
“Penurunan ekspor terutama dipicu oleh turunnya nilai ekspor sektor hasil pertanian sebesar 58,13 persen, serta hasil tambang yang anjlok 31,74 persen,” ujar Mas’ud pada Senin, (09/06/2025).
Namun, di tengah tren penurunan tersebut, sektor industri justru mencatatkan kenaikan signifikan. Nilai ekspor industri naik 46,64 persen pada April 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Di sisi lain, sektor hasil industri mencatatkan kenaikan tajam sebesar 80,18 persen secara tahunan, menunjukkan adanya potensi pertumbuhan dari sektor hilirisasi industri di Kaltara,” jelasnya.
Mas’ud menyebutkan bahwa secara kumulatif, total ekspor nonmigas Kaltara selama Januari hingga April 2025 mencapai 451,91 juta dolar AS, atau turun 56,77 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024.
Sementara itu, ekspor murni dari Kaltara pada April 2025 tercatat sebesar 114,87 juta dolar AS, turun 15,86 persen dibandingkan April tahun sebelumnya yang mencapai 136,52 juta dolar AS. Penurunan terbesar masih datang dari sektor tambang dan pertanian, masing-masing 31,74 persen dan 8,36 persen.
BPS juga mencatat peningkatan ekspor melalui pelabuhan luar provinsi yang mencapai 10,38 juta dolar AS pada April 2025, dengan Jawa Timur menjadi pintu ekspor terbesar senilai 9,90 juta dolar AS, diikuti Sulawesi Selatan dan DKI Jakarta.
“Secara kumulatif, nilai ekspor Kaltara melalui pelabuhan luar provinsi pada Januari hingga April 2025 mencapai 45,62 juta dolar AS, meningkat 78,90 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,” terangnya.
Lima negara tujuan ekspor utama Kaltara selama April 2025 meliputi Tiongkok, Filipina, Kamboja, Malaysia, dan India. Nilai ekspor tertinggi tercatat ke Tiongkok sebesar 40,73 juta dolar AS, disusul Filipina 22,67 juta dolar AS dan Kamboja 15,52 juta dolar AS.
Namun, secara bulanan, ekspor ke delapan negara tujuan utama tercatat menurun 5,29 persen dibandingkan Maret 2025. Penurunan terbesar terjadi pada Jepang yang turun hingga 94,38 persen, diikuti Tiongkok 33,93 persen dan Filipina 11,74 persen.
“Total ekspor ke delapan negara tersebut menyumbang 89,29 persen dari total ekspor Kalimantan Utara pada April 2025,” lanjut Mas’ud.
Dari sisi komoditas, bahan bakar mineral (HS 27) masih menjadi kontributor utama ekspor Kaltara dengan nilai 78,77 juta dolar AS atau 64,34 persen dari total ekspor Januari hingga April 2025. Komoditas dominan lainnya adalah tembakau dan produk olahannya sebesar 25,19 juta dolar AS, pulp dan kertas 9 juta dolar AS, serta ikan dan hasil laut lainnya 2,85 juta dolar AS.
“Penurunan ekspor yang terjadi pada sejumlah sektor utama menunjukkan perlunya langkah strategis dari pemerintah daerah dan pelaku usaha untuk memperkuat daya saing komoditas ekspor Kaltara, khususnya di sektor pertambangan dan pertanian yang masih bergantung pada permintaan pasar global,” tutup Mas’ud. [] Admin03