Marak Serangan Buaya, Warga Kutim Waspada

KUTAI TIMUR – Insiden tragis kembali terjadi di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, di mana seorang bocah berusia delapan tahun diterkam oleh buaya muara (Crocodylus porosus) saat bermain di tepi sungai. Peristiwa ini menambah daftar panjang kejadian serangan buaya terhadap manusia di wilayah tersebut.

Sebelumnya, pada Januari 2021, seorang bocah bernama Ardiansyah juga diterkam buaya saat berenang di Sungai Bengalon. Meskipun upaya pencarian dilakukan, korban tidak berhasil ditemukan, dan pencarian dihentikan setelah tujuh hari.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur, Ari Wibawanto, menjelaskan bahwa kewenangan penanganan satwa liar air, termasuk buaya, kini sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2024 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Meskipun demikian, BKSDA tetap siap membantu dalam penyediaan sarana dan prasarana pendukung jika diperlukan.

“Kami pun sudah berkoordinasi dengan Kepala Balai Pengelolaan Kelautan dan Perikanan di Pontianak. Tapi kami tetap terbuka untuk bersinergi,” kata Ari Wibawanto, Kamis (10/04/2025).

Ari menambahkan bahwa Sungai Mahakam dan anak-anak sungainya merupakan habitat alami bagi buaya muara. Masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah tersebut diimbau untuk selalu waspada dan berhati-hati saat beraktivitas di tepi sungai. BKSDA telah melakukan sosialisasi dan memasang plang imbauan di lokasi-lokasi yang kerap menjadi habitat buaya untuk mengantisipasi serangan.

Peristiwa ini menjadi pengingat bagi masyarakat akan pentingnya kewaspadaan saat beraktivitas di sekitar perairan yang menjadi habitat buaya. Diharapkan, koordinasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait dapat meningkatkan upaya pencegahan dan penanganan konflik antara manusia dan satwa liar. []

Redaksi03