TOKYO – Gelombang panas yang melanda Jepang dalam beberapa hari terakhir menyebabkan satu orang meninggal dunia dan lebih dari seratus lainnya harus mendapat perawatan medis akibat gejala sengatan panas. Informasi tersebut dilaporkan sejumlah media lokal pada Jumat (20/6), menyusul meningkatnya suhu udara ekstrem di berbagai wilayah negeri tersebut.
Laporan dari NHK menyebutkan bahwa sebanyak 100 warga, yang berusia antara 11 hingga 97 tahun, dilarikan ke rumah sakit di wilayah Tokyo pada Kamis (19/6). Mereka diduga mengalami gejala sengatan panas setelah suhu tinggi menyelimuti ibu kota. Di antara para korban, sebagian mengalami gangguan kesehatan ringan, namun beberapa lainnya dilaporkan berada dalam kondisi serius.
Di tempat lain, seorang perempuan lanjut usia yang diperkirakan berusia lebih dari 90 tahun dinyatakan meninggal dunia di Kota Ikeda, Prefektur Osaka. Sementara itu, tiga orang lainnya mengalami kondisi kritis dan serius di Tokyo akibat dampak suhu panas yang ekstrem.
Kantor Pemeriksa Medis Metropolitan Tokyo menyatakan bahwa dua orang yang berusia 70-an dan ditemukan meninggal di ibu kota pada bulan ini kemungkinan besar juga menjadi korban sengatan panas. Mereka diduga tak mampu bertahan terhadap suhu tinggi yang mendadak melanda wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir.
Sebelumnya pada Selasa (17/6), surat kabar lokal Asahi Shimbun memberitakan bahwa sedikitnya empat orang kehilangan nyawa di kawasan Kanto akibat dugaan sengatan panas. Insiden tersebut terjadi bersamaan dengan naiknya suhu udara secara drastis di wilayah timur Jepang.
Saat ini, beberapa kota seperti Kofu di Jepang bagian tengah, Takasaki di Prefektur Gunma, Tokyo, serta Kota Shizuoka yang terletak di pesisir selatan, mengalami udara panas yang tak biasa. Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya jumlah korban yang terpapar dampak buruk dari cuaca ekstrem.
Pihak berwenang di Jepang terus mengingatkan masyarakat untuk menjaga asupan cairan, menghindari aktivitas berat di luar ruangan, serta segera mencari pertolongan medis apabila mengalami gejala seperti pusing, mual, atau kehilangan kesadaran. Pusat layanan cuaca setempat juga telah meningkatkan pemantauan terhadap pola suhu harian guna mengantisipasi kemungkinan memburuknya kondisi dalam waktu dekat.
Fenomena suhu ekstrem ini dinilai sebagai bagian dari tren perubahan iklim global yang semakin sering menyebabkan cuaca ekstrem di berbagai negara, termasuk Jepang. Pemerintah pun terus mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengutamakan keselamatan selama musim panas berlangsung. []
Admin05