6 Faktor Penyebab Kekalutan Konflik Kashmir

ISLAMABAD – Konflik antara India dan Pakistan di wilayah Kashmir telah berlangsung selama lebih dari tujuh dekade, menjadikannya salah satu konflik terpanjang dan paling kompleks di dunia. Meskipun berbagai upaya diplomatik dan campur tangan internasional telah dilakukan, solusi permanen belum juga tercapai.

Konflik ini bermula pada 1947, ketika India dibagi oleh Inggris menjadi dua negara, India dan Pakistan. Negara bagian Jammu dan Kashmir, yang mayoritas penduduknya Muslim namun dipimpin oleh Maharaja Hindu, Hari Singh, menjadi titik awal ketegangan. Ketika Pakistan mendukung invasi pejuang Muslim ke Kashmir, sang Maharaja memilih bergabung dengan India. India kemudian mengirim pasukan untuk mengamankan wilayah tersebut, yang memicu Perang India-Pakistan pertama pada 1947-1948. Perang ini berakhir dengan gencatan senjata yang dimediasi oleh PBB, serta pembentukan Garis Kendali (Line of Control/LoC), yang memisahkan wilayah Kashmir yang dikuasai India dan Pakistan.

Akar Penyebab Konflik:

  1. Status Politik Kashmir
    India menganggap Jammu dan Kashmir sebagai bagian integral dari wilayahnya berdasarkan perjanjian akuisisi, sementara Pakistan melihat wilayah tersebut sebagai bagian alami Pakistan karena mayoritas penduduknya Muslim.

  2. Identitas dan Nasionalisme
    Kashmir memiliki nilai strategis dan simbolis bagi India dalam menjaga integritas teritorial. Di sisi lain, isu Kashmir di Pakistan terkait erat dengan ideologi negara yang didasarkan pada agama Islam.

  3. Penolakan Referendum
    Salah satu resolusi Dewan Keamanan PBB pada 1948 mengusulkan referendum untuk menentukan nasib Kashmir. Namun, hingga kini referendum tersebut belum terlaksana, karena India berpendapat kondisi tidak memungkinkan karena terus terjadinya kekerasan dan campur tangan Pakistan.

  4. Pelanggaran HAM dan Perlawanan Lokal
    Di wilayah Kashmir yang dikuasai India, gerakan perlawanan bersenjata dan demonstrasi sipil telah berlangsung sejak 1989. Tuduhan pelanggaran hak asasi manusia oleh pasukan keamanan India memperparah ketegangan di kawasan tersebut.

  5. Dinamika Politik dan Militer
    India dan Pakistan terlibat dalam tiga perang besar (1947, 1965, dan 1971), dua di antaranya langsung terkait dengan Kashmir. Meski tidak selalu dalam bentuk perang terbuka, konflik bersenjata lokal dan insiden tembak-menembak di sepanjang LoC terus terjadi. India menuduh Pakistan mendukung kelompok pejuang yang menyerang wilayah India, sementara Pakistan menegaskan hanya memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi warga Kashmir yang berjuang menentukan nasib mereka.

  6. Peran Aktor Eksternal
    Negara dan organisasi internasional seperti Amerika Serikat, Rusia, China, dan PBB telah berusaha memediasi konflik ini, namun belum ada hasil yang signifikan. India menganggap isu Kashmir sebagai urusan internal, sedangkan Pakistan terus mendorong perhatian internasional terhadap penderitaan rakyat Kashmir. China juga memiliki kepentingan strategis, karena sebagian wilayah Kashmir juga disengketakan antara India dan China, khususnya wilayah Aksai Chin.

Faktor-Faktor yang Membuat Konflik Berlarut-larut:

  1. Politik Dalam Negeri
    Pemerintah di kedua negara sering menggunakan isu Kashmir untuk menggalang dukungan politik domestik, menjadikannya alat nasionalisme dan kampanye politik, terutama menjelang pemilu.

  2. Kelompok Pejuang
    Kemunculan kelompok pejuang yang beroperasi atas nama perjuangan kemerdekaan Kashmir atau sebagai proxy negara memperburuk situasi. Keberadaan kelompok ini memicu kekerasan berkelanjutan dan mempersempit ruang dialog.

  3. Ketidakpercayaan dan Kurangnya Dialog Konsisten
    Meskipun beberapa kali dialog dilakukan, ketidakpercayaan mendalam antara kedua negara membuat negosiasi sulit mencapai kemajuan. Insiden kekerasan sering kali menggagalkan proses diplomasi.

  4. Perubahan Status Politik oleh India
    Pada Agustus 2019, India mencabut status otonomi khusus Jammu dan Kashmir (Pasal 370), yang memicu reaksi keras dari Pakistan dan protes di Kashmir. Langkah ini dianggap sebagai bentuk aneksasi oleh Pakistan.

Upaya Perdamaian:

Beberapa kali upaya perdamaian telah dilakukan, di antaranya:

  • Simla Agreement (1972): India dan Pakistan sepakat untuk menyelesaikan masalah secara bilateral.

  • Lahore Declaration (1999): Menekankan pentingnya dialog dan kerja sama untuk perdamaian.

  • Track II Diplomacy: Melibatkan akademisi, jurnalis, dan tokoh masyarakat untuk membangun jembatan komunikasi.

Namun, semua inisiatif ini belum berhasil mengakhiri konflik. Harapan masa depan perdamaian terletak pada keberanian politik, reformasi internal di kedua negara, dan peran aktif masyarakat sipil dalam memperjuangkan perdamaian.

Konflik India-Pakistan di Kashmir adalah persoalan yang sangat kompleks, berakar pada sejarah, identitas nasional, dan kepentingan geopolitik. Penyelesaian damai akan sulit tercapai selama kedua belah pihak masih mempertahankan pendekatan militeristik dan mempolitisasi isu ini. Pendekatan inklusif yang berorientasi pada perdamaian dan mengutamakan kemanusiaan dan hak rakyat Kashmir sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan konflik ini secara berkelanjutan.[]

Redaksi12

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com