TANA PASER — Implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, hingga kini belum dapat direalisasikan. Keterlambatan tersebut disebabkan belum adanya kesiapan dari pihak vendor dalam membangun dapur umum, yang menjadi elemen vital dalam penyediaan makanan bergizi bagi pelajar setiap harinya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Paser, M Yunus Syam, menyampaikan bahwa program MBG berada sepenuhnya dalam tanggung jawab Badan Gizi Nasional (BGN), sementara pihaknya hanya bertugas dalam mendata dan mengelompokkan sekolah yang akan menjadi sasaran program.
“Informasinya, vendor-vendor di sini (Paser) tidak ada yang siap, sementara yayasan sudah ada. Kalau MBG ini pelaksananya BGN,” jelas Yunus di Tanah Grogot, Rabu (23/04/2025).
Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa tugas Disdikbud terbatas pada proses pengelompokan sekolah, mulai dari jenjang taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas, berdasarkan jumlah siswa di setiap wilayah. Hingga saat ini, Disdikbud telah menetapkan sebanyak 36 titik lokasi sebagai klaster program MBG, dengan total peserta berkisar antara 3.000 hingga 3.500 siswa per klaster.
Yunus juga menegaskan bahwa pelaksanaan MBG tidak akan membebani anggaran daerah karena seluruh pendanaannya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang dialokasikan langsung melalui BGN.
“Anggaran semuanya dari BGN, tidak ada dari kita (Disdikbud) maupun APBD Paser. Artinya kegiatan MBG tidak mengganggu APBD sebab semua dari APBN,” tandasnya.
Sebagai informasi, setiap dapur umum yang ditetapkan sebagai pusat distribusi MBG dianggarkan sebesar Rp10 miliar per tahun. Dana tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan gizi harian pelajar, ibu hamil, ibu menyusui, serta balita yang termasuk dalam wilayah jangkauan masing-masing titik.
Dengan belum siapnya vendor penyedia dapur, pelaksanaan program ini terpaksa harus ditunda. Masyarakat pun berharap pemerintah pusat dapat segera mengatasi kendala teknis ini agar manfaat program MBG bisa segera dirasakan oleh warga Paser, khususnya kalangan yang paling rentan terhadap kekurangan gizi. []
Redaksi03