PARLEMENTARIA SAMARINDA – ANGGOTA Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda Anhar meminta agar Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda memikirkan ulang rencana rekonstruksi Pasar Pagi Samarinda.
Ditemui media ini di ruang kerjanya, Kantor DPRD Samarinda Jalan Basuki Rahmat Samarinda, Kamis (12/10/2023), Anhar mengaku sebenarnya setuju dengan wacana Pemkot tersebut. Bahkan bukan cuma Pasar Pagi, semua pasar perlu diperbagus. Namun, di sisi lain, ada masalah-masalah yang sangat krusial. Yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Daripada pusing memikirkan pembangunan ulang.
Menurut dia, lebih baik memperbagus pengelolaannya. Karena klaim ketidaklayakan yang selama ini digaungkan, belum diuji secara langsung oleh ahli. “Bangunannya masih layak atau tidak. Sehingga menurut saya masalahnya bukan mau direvitalisasi atau tidak,” jelas Anhar.
“Kita setujulah pemkot menaruh perhatian. Namun lebih baik, mengambil langkah-langkah konkret menyangkut masalah penataan. Seperti kebersihan, pengelolaan. Nah ini yang terpenting bagi saya,” tegas Anggota Komisi III DPRD Samarinda ini.
Apalagi anggarannya cukup besar. Berkisar Rp200 miliar. Yang menurut Anhar, jika Pasar Pagi dirubuhkan malah membuang uang untuk bangunan yang masih layak. Lebih baik dialokasikan untuk hal yang lebih penting.
Misalnya penanganan tentang instalasi pengelolaan air limbah (IPAL), kemudian drainase, lanjut perbaikan lapak-lapaknya. Juga kebersihan agar tak bau dan kumuh. Itu lebih penting untuk dibenahi. Kemudian lalu lintas, bagaimana agar tidak macet. Belum Ada Laporan Ditambah lagi, selain pemkot belum duduk bareng dengan pedagang.
Anggota Badan Anggaran (Banggar) ini mengaku pemkot juga belum menyampaikan rencana besar itu kepada pihaknya. “Saya belum mendengar langsung rencana ini. Saya juga sampai sekarang ini belum tahu mau dibikin pasar apa di situ dengan angka Rp200 miliar. Dan angka itu kita juga belum pernah membahas secara detail di DPRD di Badan Anggaran,” tuturnya.
Anhar bilang, di komisinya juga belum ada pembahasan seacara detail tentang proyek itu. Belum tahu juga dinas mana yang akan bertanggungjawab, entah pengerjaannya nanti oleh Disdag ataupun Dinas PUPR. Anhar menilai selama ini upaya Pemkot Samarinda dalam menata kota sangatlah bagus. Banyak program yang berhasil. Di antaranya Probebaya, penangangan banjir hingga perbaikan infrastruktur.
“Jangan sampai nanti keberhasilan yang sudah dicapai selama ini, tercoreng hanya gara-gara masalah ini. Itu yang kita tidak ingin,” ujar Anhar.
Apalagi menyangkut masalah pedagang ini, cukup sensitif. Perekonomian belum pulih, harus dihadapkan dengan relokasi dengan segala ketidakpastiannya. Karena relokasi akan berdampak pada keuntungan pedagang yang sebagai tumpuan hidup sehari-hari.
Pemkot tegas dia, seharusnya tidak hanya memikirkan bagaimana proyeknya dibangun. Namun apakah pedagang terjamin atau tidak. Karena belajar dari pembangunan Pasar Baqa yang menelan waktu 10 tahun. []
Penulis : Selamet | Penyunting : Budi Untoro