KUTAI KARTANEGARA — Pelaksanaan Jambore dan Musyawarah Besar (Mubes) PAUD Tahun 2025 di Kecamatan Kota Bangun tak sekadar menjadi ajang pertemuan rutin, melainkan menjadi sarana pemberdayaan bagi pendidik dan penggerak pendidikan anak usia dini (PAUD) di Kutai Kartanegara. Kegiatan ini dimanfaatkan sebagai ruang untuk memperkuat kapasitas dan jejaring antaraktornya, dari tingkat kabupaten hingga ke pelosok desa.
Dalam forum yang berlangsung selama beberapa hari ini, perhatian difokuskan pada peningkatan keterlibatan aktif para pendidik serta penguatan peran advokasi Bunda PAUD. Kehadiran Bunda PAUD Kukar, Andi Deezca Pravidhia Aulia Rahman Basri, membawa semangat kolaborasi sebagai kunci keberhasilan layanan pendidikan anak usia dini yang berkualitas.
“Bunda PAUD tidak hanya simbol, tetapi mitra strategis pemerintah dalam menyuarakan pentingnya pendidikan usia dini. Kita harus terus berkoordinasi dengan Disdikbud dan seluruh lembaga pendidikan,” ucapnya, Jumat (27/06/2025) di hadapan peserta Jambore.
Selain menjadi ajang apresiasi, kegiatan ini membuka ruang diskusi terbuka antara para guru PAUD, Bunda PAUD kecamatan, dan jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar. Sekretaris Disdikbud Kukar, Joko Sampurno, menyatakan bahwa pihaknya terus menjalin komunikasi dengan berbagai elemen, terutama dalam merancang kebijakan yang sesuai dengan kondisi riil di lapangan.
“Kami selalu membuka ruang dialog bersama Bunda PAUD untuk menyusun program yang sesuai kebutuhan di lapangan. Semua itu demi mempercepat pemerataan pendidikan PAUD di Kukar,” katanya.
Kepala Bidang PAUD dan Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI), Pujianto, turut menekankan pentingnya kesinambungan komunikasi hingga tingkat kecamatan. Menurutnya, Bunda PAUD di tingkat lokal berperan strategis sebagai penghubung antara program pemerintah dan implementasi di satuan pendidikan.
“Bunda PAUD di tingkat kecamatan adalah perpanjangan tangan Bunda PAUD kabupaten. Dengan memperkuat sinergi ini, maka penyampaian informasi dan program bisa lebih merata dan cepat sampai ke masyarakat,” jelas Pujianto.
Jambore PAUD 2025 bukan sekadar acara seremonial, melainkan menjadi panggung pembelajaran kolektif yang memperkuat integrasi antara perencanaan kebijakan dan praktik di lapangan. Berbagai sesi interaktif yang digelar turut mendorong peserta untuk mengembangkan inovasi layanan PAUD berbasis karakter lokal dan kebutuhan anak.
Dengan meningkatnya kapasitas para pendidik dan penggerak PAUD melalui forum seperti ini, harapan akan hadirnya layanan pendidikan usia dini yang lebih adaptif, inklusif, dan berkualitas kian mendekati kenyataan. Kukar pun menatap masa depan pendidikan dengan optimisme, melalui sinergi berkelanjutan dari semua lini.[] ADVERTORIAL
Penulis: Anggi Triomi | Penyunting: Rasidah