JAKARTA – Tindakan militer Israel yang menghentikan dan menyita kapal Madleen yang membawa bantuan untuk warga Gaza serta sejumlah aktivis kemanusiaan memicu kecaman keras dari pemerintah Indonesia. Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menilai aksi Israel itu sebagai bentuk pelanggaran terhadap hukum internasional dan memperburuk penderitaan rakyat Palestina. “Saya mengecam keras intersepsi kapal Madleen oleh Israel di perairan internasional saat mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza,” tegas Sugiono dalam pernyataan resmi yang diunggah melalui platform X, Selasa (10/06/2025).
Kapal Madleen diketahui tengah mengangkut bantuan kemanusiaan sekaligus membawa aktivis internasional, termasuk aktivis lingkungan asal Swedia Greta Thunberg. Mereka bertolak dari Sisilia, Italia, awal Juni, sebagai bentuk solidaritas terhadap krisis kemanusiaan di Jalur Gaza yang kian memburuk akibat blokade berkepanjangan oleh Israel. “Tindakan yang sekali lagi menunjukkan ketidakpedulian Israel terhadap hukum internasional dan menjadi pukulan berat bagi penderitaan rakyat Gaza,” imbuh Sugiono.
Insiden ini terjadi ketika kapal Madleen mendekati wilayah perairan Gaza. Tanpa peringatan, pasukan Israel menghadang kapal tersebut di wilayah laut internasional, kemudian menggiring seluruh penumpangnya ke Pelabuhan Ashdod.
Beberapa foto dan rekaman video yang beredar menunjukkan momen saat para relawan, mengenakan rompi pelampung, diinterogasi dalam situasi yang tampak tegang. Dalam salah satu video, Greta Thunberg menyatakan: “Jika kalian melihat video ini, kami sudah dicegat dan diculik di perairan internasional oleh tentara pendudukan Israel atau pasukan yang mendukung Israel,” ujar Greta.
Israel kemudian memindahkan para aktivis ke Bandara Ben Gurion untuk dideportasi kembali ke negara asal masing-masing. Dalam keterangan resminya, Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan bahwa semua penumpang dalam kondisi “aman dan tidak terluka.”
Peristiwa ini kembali menjadi sorotan komunitas internasional terkait tindakan Israel di luar batas yurisdiksi negaranya. Aksi pembajakan di perairan internasional atas misi kemanusiaan menuai kritik tajam dari berbagai kalangan, termasuk PBB dan sejumlah negara. [] Admin03