PONTIANAK – Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) melalui instansi terkait telah menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) dalam rangka penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) untuk percepatan penganekaragaman pangan berbasis potensi sumber daya lokal.
Kegiatan ini digelar dengan tujuan untuk merumuskan strategi dan mengidentifikasi tantangan serta solusi dalam penerapan kebijakan yang akan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal.
Pj Gubernur Kalbar, Harisson, yang memimpin rapat tersebut menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2025 tentang Penganekaragaman Pangan Berbasis Potensi Sumber Daya Lokal.
“Rakor ini bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai potensi pangan lokal yang belum tergarap maksimal, serta merumuskan langkah-langkah strategis untuk percepatan penganekaragaman pangan di Kalbar,” ujar Harisson di Pontianak, Jumat (14/02/2025).
Harisson menambahkan, rakor ini juga menyediakan wadah bagi berbagai pemangku kepentingan untuk menyampaikan ide dan rekomendasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan oleh pemerintah daerah.
Forum ini diharapkan menjadi ajang kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, lembaga pendidikan, dan masyarakat guna mencapai tujuan bersama dalam memperkuat ketahanan pangan di wilayah Kalbar.
Dalam pertemuan tersebut, Pj Gubernur juga menyoroti pentingnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 81 Tahun 2024 yang ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo pada 15 Agustus 2024 sebagai landasan hukum dalam upaya percepatan penganekaragaman pangan berbasis sumber daya lokal.
Peraturan ini bertujuan untuk memperkuat sistem pangan nasional, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan mendorong pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.
“Dengan peraturan ini, kita akan lebih fokus pada pengelolaan pangan yang berbasis pada potensi lokal. Kita harus memanfaatkan segala sumber daya alam yang ada di Kalbar untuk mendukung swasembada pangan secara efektif,” tambah Harisson.
Dalam kesempatan yang sama, Harisson menegaskan bahwa visi pembangunan daerah Kalbar, khususnya di sektor pangan, adalah untuk memperkuat ketahanan pangan dengan pendekatan sistematis dan terpadu.
Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan menjadi kunci untuk mencapai tujuan tersebut.
Oleh karena itu, perlu ada sinergi yang baik antara perangkat daerah, instansi vertikal, dan lembaga pendidikan dalam mewujudkan program-program yang mendukung ketahanan pangan.
“Saat ini kita berada dalam situasi global yang penuh ketidakpastian. Oleh karena itu, langkah-langkah strategis dalam memperkuat ketahanan pangan menjadi sangat penting. Dengan demikian, kita dapat mengatasi dampak dari perubahan global yang tidak terduga,” ujar Harisson.
Pj Gubernur juga menambahkan bahwa percepatan penganekaragaman pangan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan juga membutuhkan keterlibatan aktif dari berbagai sektor, termasuk masyarakat dan dunia usaha.
Dalam hal ini, sektor pertanian dan pengolahan pangan lokal diharapkan dapat lebih diberdayakan untuk memenuhi kebutuhan pangan yang berkelanjutan.
Harisson juga mengingatkan bahwa Indonesia, sebagai negara dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, harus memanfaatkan potensinya dengan bijak.
“Di tengah isu geopolitik yang berkembang, kita harus semakin mandiri dalam mengelola ketahanan pangan. Kita tidak boleh bergantung pada negara lain, terutama ketika beberapa negara penghasil pangan utama mulai membatasi ekspor mereka akibat krisis pangan global,” katanya.
Lebih lanjut, terkait dengan implementasi RAD P3BPSDL, Harisson menekankan pentingnya penyusunan kebijakan yang berbasis pada data yang valid dan akurat.
“Setiap keputusan yang kita ambil harus didasarkan pada fakta dan data yang jelas, bukan hanya asumsi. Dengan begitu, kebijakan yang diterapkan dapat berjalan lebih efektif dan memberikan dampak positif bagi masyarakat,” pungkasnya.
Upaya ini diharapkan dapat menjadi bagian dari kontribusi Kalbar dalam memperkuat ketahanan pangan nasional, khususnya dalam menghadapi tantangan global yang kian kompleks. []
Redaksi03