11 Korban Kecelakaan Maut di Kalijambe, Purworejo

JAWA TENGAH – Keluarga besar wali murid SD Islam Tahfidz Qur’an As Syafi’iyah, yang berlokasi di Cabean, Mendut, Mungkid, Kabupaten Magelang, kini tengah berduka. Sebuah kecelakaan maut yang terjadi di Purworejo merenggut nyawa 11 orang, termasuk di dalamnya sejumlah guru dari sekolah tersebut. Kabar duka ini mengejutkan banyak pihak, terutama orang tua siswa, yang mendengar informasi tersebut melalui grup WhatsApp (WA) pada Rabu, 7 Mei 2025.

Bhineke Giandika, salah satu wali murid, mengungkapkan keterkejutannya saat pertama kali menerima kabar kecelakaan tersebut. Ia menjelaskan bahwa awalnya informasi yang beredar cukup simpang siur. “Kami sebagai orang tua kaget dapat informasi di grup WA. Rencana kami mau takziah ke Purworejo. Kami mengoordinir sendiri, dibagi menjadi beberapa kloter,” ujarnya saat ditemui di sekolah.

Setelah mendengar kabar tersebut, Bhineke bersama para wali murid lainnya segera mengorganisir keberangkatan mereka untuk bertakziah ke lokasi kejadian. “Sempat simpang siur, lalu ada informasi, kondisinya luka-luka, mereka dirawat di RSUD Purworejo. Belum ada yang tahu kondisinya,” tambahnya.

Untuk memberikan dukungan emosional, para wali murid berkumpul di sekolah untuk melakukan doa bersama. Mereka berharap informasi lebih lanjut dapat segera diterima mengenai kondisi para korban. “Insyaallah akan dilaksanakan salat jenazah dan menginformasikan. Belum ada yang tahu kondisinya,” kata Bhineke, yang juga merupakan pengurus komite sekolah.

Rombongan yang terlibat dalam kecelakaan itu, menurut Bhineke, diketahui terdiri dari dua mobil. Mereka berangkat dari Mendut, Magelang, untuk melayat ke Purworejo. Kabar tersebut semakin menguatkan rasa haru dan kebingungan bagi pihak sekolah dan keluarga korban yang menunggu kepastian.

Kecelakaan Tragis di Kalijambe

Kecelakaan itu terjadi di Jalan Purworejo-Magelang, tepatnya di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo. Truk dum yang melaju dari arah Magelang menuju Purworejo mengalami oleng dan menabrak angkot yang membawa rombongan guru SD As Syafi’iyah. Kejadian itu berlangsung pada siang hari, Rabu (07/05/2025), dan mengakibatkan 11 orang tewas, termasuk sopir dan penumpang angkot. Kecelakaan tersebut mengundang perhatian karena terjadi di salah satu titik rawan kecelakaan, yakni di tanjakan Kalijambe yang dikenal dengan nama “jalur tengkorak.”

Kanith Gakkum Satlantas Polres Purworejo, Ipda Boby Pangestu, mengonfirmasi jumlah korban yang meninggal dunia. “Korban 11 MD (meninggal dunia) merupakan penumpang dan sopir angkot. Rombongan dari Mendut Magelang mau takziah ke Purworejo,” ujarnya.

Tanjakan Kalijambe: Jalur Berbahaya yang Memakan Korban

Lokasi kecelakaan di Kalijambe, yang terletak di perbatasan antara Purworejo dan Magelang, terkenal dengan tanjakan panjang dan berkelok. Ruas jalan ini sering menjadi lokasi kecelakaan tragis karena kondisi medan yang menantang. Kombes Pratama, Dirlantas Polda Jateng, mengingatkan pengemudi untuk mematuhi rambu-rambu lalu lintas, terutama di area dengan garis marka tidak terputus yang melarang pengemudi untuk menyalip.

“(Kalijambe) Ini jalur rawan, jalur berbahaya, dan ini sudah ada garis marka untuk tidak menyalip,” tegasnya.

Menurut saksi mata, Iwan Luis Agustina (18), truk yang datang dari arah Magelang tampaknya mengalami rem blong, sehingga tidak terkendali dan akhirnya menabrak angkot yang berada di depannya. “Truk kan dari atas kayaknya rem blong terus dari bawah ramai. Mau ke kanan karena ramai terus ke kiri nabrak angkot di depannya kemudian nabrak rumah,” jelas Iwan.

Pihak kepolisian dan tim evakuasi terus bekerja keras untuk mengevakuasi kedua kendaraan yang hancur akibat tabrakan tersebut.

Kesedihan Mendalam di Tengah Komunitas Sekolah

Kecelakaan ini meninggalkan kesedihan mendalam tidak hanya bagi keluarga korban, tetapi juga bagi komunitas sekolah SD Islam Tahfidz Qur’an As Syafi’iyah. Sebagai bagian dari masyarakat Mendut, mereka merasa kehilangan yang sangat besar. Bhineke dan para wali murid lainnya berharap agar keluarga korban diberikan ketabahan dalam menghadapi musibah ini.

Sementara itu, pihak sekolah juga berusaha menghubungi keluarga korban dan melakukan koordinasi dengan pihak berwenang untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai proses identifikasi dan pemulihan jenazah. “Kami masih menunggu informasi lebih lanjut, namun kami tetap berdoa agar semua korban diberi tempat terbaik di sisi-Nya,” ujar Bhineke, menyampaikan harapannya.

Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan berlalu lintas, terutama di jalur-jalur rawan yang sering kali menjadi lokasi kecelakaan. Masyarakat diharapkan lebih berhati-hati dan selalu mematuhi peraturan demi mengurangi angka kecelakaan di jalan raya.

Kecelakaan tragis ini tentu akan meninggalkan kenangan yang tidak terlupakan bagi keluarga korban dan semua pihak yang terlibat. Para pengemudi, baik itu truk maupun kendaraan lainnya, diminta untuk lebih waspada, terutama di area yang terkenal dengan risiko tinggi seperti tanjakan Kalijambe.[]

Redaksi12

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X