BANGKOK – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan komitmen untuk memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Thailand dalam kunjungan resminya ke Bangkok, Senin (19/5/2025). Dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, yang berlangsung di Government House, Prabowo menegaskan pentingnya peningkatan kerja sama di sektor perdagangan dan investasi.
Dalam keterangannya, Presiden Prabowo mengungkapkan bahwa nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dan Thailand saat ini telah mencapai angka yang signifikan. “Kami telah mencapai perdagangan bilateral sampai dengan US$ 18 miliar, tetapi kami tentunya ingin meningkatkan lagi ini,” ujar Prabowo dalam pernyataannya.
Berdasarkan data tahun 2023, total nilai perdagangan kedua negara tercatat sebesar US$ 17,47 miliar. Dari jumlah tersebut, ekspor Indonesia ke Thailand mencapai US$ 7,22 miliar, sementara nilai impor dari Thailand sebesar US$ 10,25 miliar. Meski telah menunjukkan tren positif, kedua negara berambisi memperluas volume perdagangan di tahun-tahun mendatang.
Tidak hanya terbatas pada perdagangan barang, Presiden Prabowo juga menekankan perlunya penguatan kerja sama di sektor strategis lainnya. Ia menyoroti pentingnya kolaborasi dalam pengembangan industri halal dan ekonomi digital, termasuk pada bidang teknologi finansial, perdagangan daring, serta infrastruktur digital. Menurutnya, langkah ini sejalan dengan perkembangan ekonomi global yang semakin terdigitalisasi.
Untuk mendukung penguatan hubungan bilateral secara konkret, Indonesia dan Thailand menyepakati rencana penyelenggaraan pertemuan first joint trade commission dalam waktu dekat. Selain itu, kerja sama antara lembaga investasi kedua negara juga akan diperkuat. Presiden Prabowo membuka peluang kolaborasi antara institusi investasi Thailand dan Danantara, lembaga pengelola investasi milik Indonesia.
Di sektor transportasi, Indonesia menunjukkan minat untuk memperluas kerja sama dalam bidang penerbangan serta pengembangan teknologi pendukungnya. Sementara itu, ketahanan pangan dan energi menjadi fokus pembahasan yang tidak kalah penting.
Prabowo menekankan perlunya memperkuat rantai pasok pangan dan membuka kesempatan bagi terbentuknya usaha patungan dalam pengelolaan serta penyimpanan makanan. Ia juga menyatakan kesiapan Indonesia untuk menyambut keterlibatan entitas Thailand dalam proyek-proyek energi nasional.
“Dalam ketahanan energi, kami membuka kesempatan untuk entitas-entitas dari Thailand untuk partisipasi dalam sektor energi Indonesia. Kami juga akan membuka kembali Indonesia–Thailand Energy Forum tahun ini,” tegas Prabowo.
Pertemuan tersebut menjadi sinyal kuat bahwa hubungan bilateral antara Indonesia dan Thailand memasuki babak baru, dengan fokus pada sinergi ekonomi yang berorientasi jangka panjang serta peningkatan kesejahteraan kawasan Asia Tenggara. []
Redaksi11