SAMARINDA – Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda, Iswandi, memberikan kritik tajam terhadap Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (KaDisporapar) Kota Samarinda yang dinilai sering absen dalam rapat dengan DPRD. Menurutnya, meskipun sudah tiga kali mengadakan hearing dengan Disporapar, Kepala Dinas selalu diwakili oleh sekretaris dan tidak pernah hadir dengan alasan yang beragam, seperti dinas luar atau perjalanan dinas ke luar negeri.
“Selama saya menjabat sebagai Ketua Komisi II, sudah tiga kali kami mengadakan hearing, namun kepala dinas selalu absen. Alasannya selalu berbeda-beda, ada yang mengatakan dinas luar, ada juga yang ke luar negeri. Jika hari ini juga tidak hadir, maka ini menunjukkan masalah serius,” ujar Iswandi usai memimpin hearing yang berlangsung di ruang rapat gabungan, Lantai 1 kantor DPRD Samarinda, Senin (10/03/2025).
Iswandi menilai ketidakhadiran Kepala Dinas tersebut mencerminkan kurangnya komitmen dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Ia menekankan pentingnya komunikasi yang baik antara DPRD dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk memastikan bahwa pembangunan di Kota Samarinda berjalan dengan baik dan sesuai rencana.
“Jika kepala dinas tidak hadir dalam rapat evaluasi dan diskusi anggaran, bagaimana kita bisa mencari solusi terbaik? Ini bukan masalah sepele yang bisa diabaikan,” kata Iswandi, yang merupakan anggota dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P).
Dia menambahkan bahwa Komisi II akan lebih ketat dalam mengawasi anggaran yang dikelola oleh Disporapar jika kepala dinas terus mengabaikan pertemuan dengan DPRD. “Jika kami dianggap tidak penting, tidak masalah. Tetapi jika ini terus berlanjut, kami akan memperhatikan anggaran yang ada. Jangan sampai ada dana yang tidak digunakan dengan semestinya,” tegasnya.
Dalam rapat evaluasi yang digelar DPRD Samarinda, Disporapar mengungkapkan bahwa dari total anggaran sekitar Rp64 miliar yang dialokasikan, hanya Rp4 miliar yang diperuntukkan untuk pengembangan pariwisata, sementara sisanya lebih banyak dialokasikan untuk sektor olahraga. []
Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Nistia Endah