KAPUAS HULU – Ikan jelawat yang berasal dari Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, kini menjadi komoditas yang diminati di pasar internasional, khususnya di Malaysia.
Ikan yang memiliki nilai ekonomi tinggi ini semakin dikenal di negara tetangga, mengingat permintaan yang terus meningkat setiap tahunnya.
Kepala Karantina Satuan Pelaksana Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Badau, Septyardhi Haryono, mengungkapkan bahwa ikan jelawat terbukti laris di pasar Malaysia.
“Sebelum kami melakukan ekspor, kami memastikan kualitas dan kesehatan ikan tersebut, karena hal itu menjadi prioritas utama,” jelas Haryono di Badau, Kapuas Hulu, pada Jumat (17/01/2025).
Pada tahun 2023, volume ekspor ikan jelawat melalui PLBN Badau tercatat mencapai 7,941 ton dengan nilai ekspor sekitar Rp635 juta. Sedangkan pada tahun 2024, volume ekspor meningkat menjadi 10,776 ton dengan nilai ekspor sekitar Rp862 juta.
Haryono juga mencatat, harga ikan jelawat di pasar Malaysia bervariasi, pada 2024 harga per kilogramnya sempat mencapai Rp80.000 dan kemudian turun menjadi Rp65.000.
“Data tersebut menunjukkan bahwa ikan jelawat menjadi primadona di negara tetangga,” ujar Haryono.
Ikan jelawat, dengan nama ilmiah Leptobarbus hoevenii, merupakan ikan konsumsi lokal yang banyak ditemukan di perairan wilayah Kabupaten Kapuas Hulu. Ikan ini dapat mencapai berat hingga 10 kilogram per ekor, menjadikannya komoditas unggulan yang memiliki potensi besar.
Sebelum melakukan ekspor, pihak karantina selalu memastikan bahwa ikan jelawat yang dikirim ke luar negeri memenuhi standar kualitas dan sertifikasi kesehatan.
“Kami sangat mendukung pengembangan potensi ini, yang tentunya dapat menjadi peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kapuas Hulu,” katanya.
Haryono juga menegaskan komitmennya untuk terus berkolaborasi dengan berbagai pihak guna mempertahankan tren positif ekspor ikan jelawat.
Selain ikan jelawat, Kabupaten Kapuas Hulu juga dikenal dengan potensi ikan hiasnya, terutama ikan arwana super red yang telah dikenal luas hingga mancanegara.
“Kami memiliki banyak potensi, terutama di sektor perikanan air tawar, yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kapuas Hulu. Ini adalah peluang yang harus kita dorong bersama,” tutup Haryono. []
Redaksi03