SAMARINDA — Seorang anak perempuan berusia 12 tahun, yang masih duduk di bangku sekolah dasar di Kecamatan Samarinda Utara, dilaporkan tengah mengandung lima bulan. Kehamilan ini diduga kuat akibat kekerasan seksual yang dilakukan oleh ayah tirinya sendiri, dan perbuatan tersebut diperkirakan telah berlangsung selama kurang lebih satu tahun.
Peristiwa ini mengundang keprihatinan mendalam dari Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Muhammad Novan Syahrony Pasie. Ia meminta agar aparat penegak hukum segera menangkap pelaku dan menjeratnya dengan hukuman yang setimpal agar dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat luas.
“Peristiwa seperti ini harus ditindak tegas. Ini adalah bentuk pidana yang tidak boleh dibiarkan begitu saja. Semua pihak perlu mengambil peran dalam meminimalkan kasus-kasus serupa,” ujar Novan kepada awak media di Samarinda, Kamis (24/04/2025).
Ia juga mengapresiasi masyarakat yang turut membantu mengungkap kasus tersebut dengan memberikan laporan kepada pihak berwenang. Menurutnya, kepedulian warga terhadap lingkungan sekitar menjadi kunci penting dalam mencegah dan menangani kekerasan terhadap anak.
“Kami bersyukur, reaksi masyarakat cukup cepat. Tidak seperti dulu yang cenderung tertutup. Sekarang, warga sudah mulai berani menyuarakan hal-hal yang tidak wajar di lingkungan mereka,” ujar politisi dari Partai Golkar itu.
Lebih lanjut, Novan mendorong peran aktif para ketua Rukun Tetangga (RT) serta tokoh masyarakat dalam melakukan edukasi dan sosialisasi kepada warganya, khususnya mengenai bahaya kekerasan seksual terhadap anak.
“Yang paling penting adalah langkah antisipatif. Sosialisasi perlu dilakukan agar warga tahu harus melapor ke mana. Edukasi itu minimal bisa dilakukan di tingkat RT,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa pengawasan di tingkat lingkungan harus ditingkatkan. Menurutnya, peran ketua RT sangat vital sebagai garda terdepan dalam mendeteksi dan menangani persoalan sosial di tengah masyarakat.
“Kami berharap aparatur negara, terutama ketua RT, lebih maksimal dalam mengawasi lingkungan. Jangan sampai warga takut melapor, lalu peristiwa seperti ini kembali terulang,” pungkasnya. []
Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Nistia Endah