BALIKPAPAN – Stabilitas ekonomi dan rasa percaya masyarakat terhadap kondisi perekonomian di Kota Balikpapan terus terjaga, meskipun Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Mei 2025 mengalami sedikit koreksi. Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI) Balikpapan, nilai IKK tercatat sebesar 128,1, turun tipis dari posisi April yang mencapai 130,5.
Penurunan ini dinilai tidak mengganggu optimisme masyarakat secara umum. Kepala Perwakilan BI Balikpapan, Robi Ariadi, menegaskan bahwa keyakinan warga terhadap situasi ekonomi tetap solid, terutama karena indikator ekonomi saat ini menunjukkan tren positif.
“Keyakinan ini tumbuh karena masyarakat merasa penghasilan mereka meningkat, lapangan pekerjaan membaik, dan mereka masih mampu membeli barang-barang tahan lama,” ujar Robi, Selasa (01/07/2025).
Optimisme tersebut didukung oleh naiknya Indeks Ekonomi Saat Ini (IKE), dari 122,3 pada April menjadi 124,6 pada Mei. Kenaikan ini menggambarkan persepsi publik yang semakin baik terhadap kondisi ekonomi sekarang, terutama berkaitan dengan ketersediaan lapangan kerja dan daya beli masyarakat.
Kinerja ekonomi Kota Balikpapan pun tercermin dari angka pertumbuhan yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS). Pada triwulan I-2025, ekonomi Balikpapan tumbuh sebesar 7,97 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,61 persen (yoy). Peningkatan ini banyak ditopang oleh sektor industri pengolahan, khususnya minyak dan gas, seiring meningkatnya produksi kilang Pertamina.
Konsumsi masyarakat yang terdongkrak oleh Tunjangan Hari Raya (THR) dan meningkatnya aktivitas ekonomi menjelang Idulfitri juga memberikan dorongan tersendiri terhadap pertumbuhan. BI optimistis, laju pertumbuhan ekonomi Balikpapan di tahun 2025 akan mampu melampaui pencapaian tahun sebelumnya yang berada di angka 3,23 persen.
Di sisi lain, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mencuri perhatian dengan lonjakan pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi. Selama triwulan I-2025, ekonomi PPU tercatat tumbuh sebesar 23,96 persen (yoy), naik dari 21,90 persen pada triwulan akhir tahun lalu.
Robi menyebutkan bahwa geliat pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara menjadi faktor utama di balik pertumbuhan tersebut. Aktivitas konstruksi yang masif, ditambah dengan peningkatan konsumsi menjelang hari raya keagamaan, turut menggerakkan sektor perdagangan, jasa, dan logistik di wilayah ini.
“Dengan melihat capaian tersebut, kami memproyeksikan bahwa ekonomi PPU akan terus menunjukkan performa kuat hingga akhir tahun,” pungkasnya.
Capaian ini menjadi sinyal positif bahwa wilayah penyangga IKN seperti Balikpapan dan PPU tidak hanya menjadi lokomotif pembangunan fisik, tetapi juga mengarah pada penguatan fondasi ekonomi yang merata dan berkelanjutan.[]
Penulis: Desy Alfy Fauzia | Penyunting: Nursiah