KUTAI BARAT – Kebakaran kembali mengguncang Kabupaten Kutai Barat, kali ini melanda kawasan padat penduduk di Long Iram Kota. Insiden yang terjadi pada Rabu (25/06/2025) dini hari tersebut menghanguskan puluhan bangunan di kawasan Pasar Kain, yang juga dikenal sebagai Pasar Pelabuhan, di RT 3 Long Iram Kota.
Kebakaran dilaporkan mulai terjadi sekitar pukul 05.00 WITA. Api diduga bermula dari salah satu bangunan di sekitar pasar sebelum dengan cepat menjalar ke deretan bangunan lainnya. Struktur bangunan yang saling berhimpitan dan sebagian besar terbuat dari bahan mudah terbakar membuat api sulit dikendalikan. “Kejadiannya sekitar jam lima subuh tadi, api muncul di sekitar pasar,” ungkap Hani, salah satu warga yang tinggal di dekat lokasi.
Warga sekitar langsung berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya. Namun, kondisi lokasi yang sulit dijangkau menjadi tantangan tersendiri dalam proses evakuasi dan pemadaman. Mobil pemadam kebakaran tidak dapat langsung menuju lokasi karena harus menyeberangi Sungai Mahakam menggunakan kapal feri, yang memerlukan waktu dan koordinasi lebih.
Keterbatasan infrastruktur akses ke Long Iram Kota menjadi sorotan dalam insiden ini. Beberapa warga mengaku panik dan hanya sempat menyelamatkan barang-barang penting sebelum api melahap tempat tinggal mereka. “Saya cuma bisa ambil surat-surat penting dan langsung keluar rumah. Api cepat sekali menyebar,” ujar Randi, korban kebakaran lainnya.
Hingga laporan ini disusun, petugas pemadam kebakaran bersama warga masih berusaha memadamkan api yang belum sepenuhnya padam di beberapa titik. Proses evakuasi pun masih berlangsung, sementara warga yang terdampak mulai mengungsi ke tempat aman.
Belum ada keterangan resmi dari pihak berwenang terkait penyebab pasti kebakaran maupun estimasi kerugian. Pemerintah daerah melalui aparat terkait masih melakukan pendataan terhadap korban serta bangunan yang terdampak.
Insiden ini menambah daftar panjang kebakaran di wilayah Kutai Barat, setelah sebelumnya kebakaran juga terjadi di Kecamatan Damai. Pemerintah diharapkan segera mengevaluasi sistem respons darurat, khususnya di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau kendaraan darat. []
Admin 02