KUTAI KARTANEGARA – Setelah mengikuti pelatihan intensif selama dua hari, sebanyak 20 peserta dari berbagai hotel dan penginapan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) hari ini resmi menyelesaikan uji sertifikasi kompetensi untuk posisi resepsionis.
Proses uji kompetensi yang berlangsung dari pagi hingga siang tersebut menjadi bagian dari upaya Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar dalam memperkuat sumber daya manusia (SDM) sektor pariwisata.
Salah satu asesor dalam uji sertifikasi, Dimas, mengungkapkan apresiasinya terhadap potensi yang dimiliki Kukar, khususnya Tenggarong. “Ini pertama kalinya saya ke Tenggarong. Saya sangat senang melihat bahwa daerah ini punya potensi dan sumber daya yang besar, tidak kalah dari kota-kota besar lainnya. Modal utama daerah ini adalah SDM dan sinergi dengan pemerintah,” ucapnya seusai menguji para peserta di Hotel Grand Elty Singgasana Tenggarong, Kamis (05/06/2025).
Dimas menyampaikan terima kasih kepada Kepala Bidang Pengembangan SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kukar atas pelaksanaan kegiatan ini. Ia menekankan bahwa penguatan SDM sangat krusial, terlebih di tengah geliat pertumbuhan sektor pariwisata Kukar. “Kalau SDM tidak dipersiapkan dengan matang, sangat disayangkan bila pasar wisata justru berpindah ke daerah lain,” tambahnya.
Ia juga memperkenalkan konsep Beyond Service, yang menurutnya sudah melampaui pelayanan prima (excellent service). “Beyond Service adalah kemampuan membaca kebutuhan tamu sebelum mereka mengungkapkannya. Misalnya, tamu yang sering datang disiapkan kamar khusus perokok tanpa harus meminta. Itu adalah bentuk pelayanan yang benar-benar memahami tamu,” jelas Dimas.
Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya sertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). “Sertifikat ini sangat bernilai, bahkan di tingkat Asia. Jika Anda ingin bekerja di luar negeri, sertifikat ini sangat diakui,” ungkapnya.
Ia juga mengingatkan agar masa berlaku sertifikat yang berdurasi tiga tahun diperhatikan agar peserta tidak harus menjalani proses resertifikasi yang memakan waktu dan biaya.
Lebih lanjut, peserta dari Hotel Grand Fatma Kukar, Febryan Winata (23), membagikan pengalamannya dalam mengikuti uji kompetensi ini. Dengan pengalaman enam tahun di industri perhotelan, empat tahun di divisi makanan dan minuman (dua tahun sebagai kasir, dua tahun sebagai kapten) serta dua tahun sebagai resepsionis. Ia mengaku banyak mendapatkan wawasan baru dari pelatihan. “Materi yang diberikan sangat jelas dan aplikatif. Saya mendapatkan banyak pengetahuan baru, bahkan hal-hal yang sempat terlupakan jadi teringat kembali,” ucapnya.
Meskipun sempat merasa gugup di awal sesi ujian, Febryan mengaku dapat mengikuti seluruh proses dengan baik. “Soal ujiannya lebih ke standar operasional prosedur (SOP) pelayanan dan etika terhadap tamu. Alhamdulillah saya bisa menjawab semua pertanyaan asesor,” ungkap Febryan.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kukar, Antoni Kusbiantoro, menyatakan optimisme terhadap hasil pelatihan dan uji kompetensi yang telah dilaksanakan.
“Materi yang kami susun relevan dan mendasar untuk setiap resepsionis. Kualitas pelayanan berdampak langsung pada kepuasan wisatawan,” tuturnya.
Menurut Antoni, pelatihan ini tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga pada penguatan kecakapan interpersonal. “Kemampuan berinteraksi dengan tamu dari latar belakang berbeda dan memahami ekspektasi mereka merupakan kunci dalam menciptakan kesan pertama yang baik. Ini akan menentukan apakah wisatawan ingin kembali ke Kukar atau tidak,” tegasnya.
Ia menambahkan, pengumuman hasil kelulusan akan dilakukan tiga bulan sejak pelaksanaan ujian, dan akan disampaikan langsung melalui nomor WhatsApp masing-masing peserta. Hal ini menjadi bagian dari komitmen Dispar Kukar dalam membangun SDM pariwisata yang profesional dan berdaya saing.[]
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Rara