Kaltara Tunjukkan Deflasi pada Januari 2025

BULUNGAN – Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mencatat adanya perubahan signifikan pada harga sejumlah komoditas kebutuhan masyarakat di bulan Januari 2025.

Berdasarkan pantauan yang dilakukan di beberapa kota besar di Kaltara, seperti Tarakan, Tanjung Selor, dan Nunukan, terungkap bahwa Bumi Benuanta mengalami deflasi akumulatif sebesar 1,35 persen.

Angka deflasi ini dipastikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara dan dianggap cukup besar. Salah satu faktor penyebab utama dari deflasi ini adalah penurunan tarif listrik, yang berperan signifikan dalam pembentukan Indeks Harga Konsumen (IHK).

Kepala BPS Kaltara, Mas’ud Rifai, dalam rilis perkembangan IHK di Tanjung Selor pada Senin (03/02/2025), menjelaskan bahwa sektor perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga tercatat mengalami penurunan harga sebesar 11,78 persen, yang memberikan kontribusi terbesar terhadap deflasi di Kaltara.

“Deflasi yang tercatat pada Kaltara mencapai 1,35 persen, dan yang paling dominan adalah penurunan tarif listrik, yang berperan besar dalam deflasi, dengan andil mencapai 1,94 persen dari total angka deflasi,” ungkap Mas’ud.

Lebih lanjut, Mas’ud menjelaskan bahwa kebijakan pemerintah yang memberikan diskon tarif listrik kepada rumah tangga dengan daya maksimal 2.200 VA turut memberikan pengaruh besar terhadap fenomena ini.

Banyak rumah tangga di Kaltara yang termasuk dalam kategori penerima manfaat dari kebijakan diskon tarif listrik, yang pada gilirannya berkontribusi pada penurunan harga kebutuhan dasar.

Fenomena deflasi serupa juga tercatat di berbagai wilayah Indonesia, dengan tarif listrik menjadi penyumbang terbesar dalam pembentukan deflasi.

“Tidak hanya di Kaltara, tetapi hampir seluruh Indonesia juga mengalami hal yang sama. Di Kaltara, khususnya di Kota Tarakan, Tanjung Selor, dan Nunukan, deflasi yang terjadi juga paling dominan pada tarif listrik,” ujar Mas’ud.

BPS juga memprediksi bahwa tarif listrik akan tetap memberikan andil terhadap penurunan IHK Kaltara pada bulan Februari 2025. Ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang masih memberikan diskon tarif listrik sebesar 50 persen untuk bulan Januari dan Februari.

Selain tarif listrik, sejumlah komoditas lain juga tercatat mengalami deflasi, meskipun dalam angka yang relatif kecil. Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga adalah angkutan udara (0,02 persen), tempe (0,02 persen), tahu mentah (0,02 persen), dan bawang merah (0,03 persen).

Namun, BPS juga mencatat adanya beberapa komoditas yang mengalami inflasi. Kenaikan harga tercatat pada cabai rawit (0,21 persen), tomat (0,18 persen), daging ayam ras (0,08 persen), bahan bakar ruta (0,04 persen), dan telur ayam ras (0,03 persen). Kenaikan harga cabai rawit, menurut BPS, disebabkan oleh masalah pasokan dan distribusi.

Meski demikian, BPS mencatat bahwa kondisi pasokan cabai rawit sudah mulai membaik di pertengahan Januari hingga akhir bulan tersebut.

Dengan deflasi yang tercatat pada awal tahun 2025, pemerintah dan masyarakat Kaltara diharapkan dapat mengoptimalkan kebijakan dan upaya untuk mempertahankan kestabilan harga komoditas penting, agar daya beli masyarakat tetap terjaga. []

Redaksi03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com